TRIBUN-BALI.COM- Kronologi aksi perampok yang tiba-tiba mencium kening seorang nenek saat sedang beraksi, telah terungkap
Perlakuan tak terduga si perampok terhadap seorang nenek ini terekam video CCTV
Dilansir dari Intisari dalam artikel 'Beraksi dengan Todongkan Senjata Api,
perampok Ini Justru Lakukan Hal Mengejutkan Ketika Korbannya Ketakutan', insiden perampokan aneh ini terjadi di Timur Laut Brazil
Kronologinya berawal dua perampok menerobos ke sebuah toko obat yang dijalankan oleh pria dan wanita tua.
Dalam rekaman CCTV yang merekam keseluruhan kejadian, perampok itu masuk ke dalam toko tersebut dan menodongkan senjata.
Mereka juga meminta korban berlutut dengan tangan diangkat.
Pemilik toko yang diidentifikasi bernama Samuel Almeida, mengatakan orang-orang memasuki toko dan kemudian mereka meminta uang.
Perampok juga menodongkan pistol dan memberi intruksi pada korban.
Kemudian, seorang nenek-nenek yang tinggal di sebelah toko tiba-tiba mendekatinya, dan mulai mengatakan sesuatu pada perampok itu.
Nenek-nenek itu mengatakan hal yang tak biasa sekaligus mengejutkan
Dia pergi ke pelaku dan mengatakan bahwa dia ingin perampok mengambil uangnya juga.
Pada saat itulah pria dengan pistol itu melakukan sesuatu tak terduga.
Pria dengan pistol itu menepuk pundak nenek itu dan kemudian mencium keningnya, sementara mereka terus melakukan perampokan.
Perampok itu juga mengatakan, "Tidak, Bu, Anda bisa diam, saya tidak ingin uang Anda."
Perampok itu kemudian melarikan diri dari apotek dengan membawa uang rampasan senilai 240 dollar AS (Rp3,3 juta) serta barang-barang lainnya.
Setelah kejadian itu, kini pihak berwenang mencari pelaku yang saat ini masih menjadi buronan.
Perampok Lucuti Baju Kasir Cantik
Di kasus lain, aksi tak biasa juga dilakukan tiga perampok kepada dua kasir cantik
minimarket di Medan.
Biasanya, perampokan di
minimarket hanya menyekap pegawai toko lalu menggondol uang yang ada di laci kasir.
Namun, ulah kawanan perampok di Medan tak hanya itu.
Mereka tega melucuti baju dua kasir cantik sebelum menggondol uang Rp 20 juta.
Belakangan, setelah ditangkap aparat kepolisian, para pelaku itu mengaku melucuti baju para kasir saat menyekap di sebuah ruangan di belakang.
Tujuannya, supaya dua kasir tersebut tak keluar dari ruangan karena tak mengenakan baju, sehingga kawanan perampok itu bebas beraksi.
Peristiwa perampokan itu memang terjadi sekitar sebulan lalu. Namun, kasir yang menjadi korban hingga saat ini mengaku merasa trauma.
Dua kasir yang jadi korban adalah Rabiatul Adawiyah (24) dan Misna (20).
Seratus hari lebih setelah peristiwa itu, polisi menangkap kawanan perampok, yakni, Dody dan Riki.
Saat merampok, ,ereka menutupi wajahnya dengan helm.
Pelaku lain yang turut ditangkap adalah Robert. Dia berperan memfasilitasi Dody dan Riki melancarkan aksinya.
Aksi perampok di minimarket Medan terekam CCTV. (Tangkapan Layar)Namun, belakangan Riki diketahui tewas setelah ditembak aparat kepolisian karena melawan.
Sedangkan Dody mendapatkan tembakan di kedua kakinya.
Salah satu korban, Rabiatul mengaku masih trauma mengingat peristiwa itu.
Rabiatul mengatakan, sebelum penyekapan berlangsung, baru saja melahirkan.
"Mereka menyuruh kami buka baju agar kami malu dan tidak berani keluar," sebut Rabiatul, Senin (2/9/2019).
Setelah peristiwa itu, saban melihat orang memakai helm masuk ke minimarket, Rabiatul selalu terbayang acungan senjata tajam para pelaku.
"Lantaran trauma saya akhirnya mengundurkan diri," sambung Rabiatul.
Kronologi
Saat perampokan berlangsung, cuaca di luar
minimarket yang berada di seberang Kampus Wilmar, Laut Dendang Percut Sei Tuan, Minggu (28/4/2019), sedang gerimis.
Jalan Kapten Batu Sihombing pun terpantau lengang, tak banyak aktivitas warga yang hilir mudik.
Jam menunjukkan pukul 09.03 WIB, dua pria masuk
minimarket tanpa melepas helm, melihat barang-barang di rak.
Misna dan Rabiatul berbagi tugas mengawasi keduanya, tapi justru ditodong senjata tajam calon pembelinya itu.
"Saya dicekik sambil ditodongkan parang daging," ungkap Misna di Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Senin (2/9/2019).
Pelaku menyeret Misna hingga krudung yang menutup kepalanya terlepas.
Pikirannya kalut, hidupnya terancam.
"Kebetulan saat mereka mengancam kami, kondisi memang sedang sepi. Belakang perumahan dan depan kampus. Apalagi kondisi saat itu hari gerimis," ujar Misna.
Hari itu seharusnya ada karyawan pria yang ikut bertugas menemani Misna dan Rabiatul, tapi izin karena sakit biduran.
Rabiatul dan Misna tak bisa berbuat banyak karena ditodong seorang pelaku, sementara rekannya menggasak uang di kasir.
Sekitar 10 menit dua pria berlalu membawa uang hasil rampokan, datang seorang pembeli melihat kekacauan di dalam minimarket, tanpa satu pun karyawan.
Dari arah ruang belakangan terdengar teriakan wanita yang tak lain Rabiatul dan Misna yang sebelumnya disekap kedua pelaku.
Pembeli tadi leks memanggil tetangga sekitar dan bersama-sama menolong dua karyawan
minimarket yang terkunci di dalam.
Sumber : BaliTribun